Lokasi Anda saat ini adalah:PLN > Lifestyle
Kirab Seribu Apem Budaya Tahunan Warga Gondolayu
PLN2025-04-26 22:48:43【Lifestyle】6rakyat jam tangan
Perkenalansyair macau pangkalantotoMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Jetis-Ratusan warga Kampung Gondolayu Lor, Cokrodiningratan, Jetis Yogyakarta menggelar kirab sapara anjirtoto
Jetis-Ratusan warga Kampung Gondolayu Lor,anjirtoto Cokrodiningratan, Jetis Yogyakarta menggelar kirab saparan. Dalam acara tersebut warga mengarak 1000 kue apem dan lemper dalam bentuk gunungan, Minggu (10/09/2023).
Ketua panitia acara tersebut, Dwi Nuryanto mengatakan acara ini merupakan kriab budaya tahunan ke 13 yang digelar oleh warga Kampung Gondonglayu Lor.
"Warga pertama kali menggelar acara kirab budaya ini pada tahun 2010, Alhamdulillah acara ini bisa kita uri-uri sampai sekarang," katanya di lokasi.
Ia membeberkan apem dan lemper sengaja dipilih karena dalam filosofi Jawa apem sebagai simbol ampunan dan lemper yang terbuat dari beras ketan bermakna mempererat persaudaraan.
"Apem berasal dari bahas Arab Afuwwun yang bermakna ampunan atau sikap saling memaafkan. Dengan kedua simbol tersebut kami berharap agar masyarakat Gondolayu bisa lebih erat persaudaraannya dan tidak ada permusuhan karena sikap yang saling memaafkan," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, kirab budaya ini juga bertujuan untuk menolak bala. Melalui acara ini masyarakat juga diharapkan bisa menjadi semakin dekat lagi dengan Sang Pencipta.

Kirab ini dilepas oleh Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo. Orang nomor satu di Kota Yogya ini pun sangat mengapresiasi dan menyambut baik kirab tersebut.
Menurutnya selain dapat semakin mengukuhkan Gondolayu Lor sebagai salah satu Kampung Budaya, kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu daya ungkit ekonomi bagi masyarakat serta pengenalan potensi yang dimiliki.
"Kirab ini merupakan simbol kelestarian budaya Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai syiar ajaran Islam, serta tentunya sebagai sarana untuk menggali potensi budaya dan pariwisata di Kota Yogya," katanya.
Selain mengirab gunungan apem dan lemper, warga juga menghadirkan ogoh-ogoh atau manusia raksasa. Ogoh-ogoh ini disimbolkan sebagai kemurkaan dan hawa nafsu.
Untuk rutenya, kirab ini melalui beberapa ruas jalan seperti Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Pakuningratan, Jalan Asem Gede, dan berakhir di Lapangan Mbabrik Gondolayu Lor.
Setelah apem dan lemper dikirab keliling kemantren, kedua gunungan ini diperebutkan oleh warga tepat ketika sampai di lapangan tersebut. (Han)
Besar!(2998)
Artikel sebelumnya: Wawali Hadiri Rakor Pertumbuhan Ekonomi Bersama Presiden RI
Artikel selanjutnya: Dukung Bebas Pungli, Pemkot Yogya Kedepankan Pelayanan Digital
Berita terkait
- Sekda Kota tandatangani MOU Geospasial
- Hingga April, Bantuan dari Masyarakat Mencapai Rp 3 Miliar
- Bener Ditetapkan sebagai Kampung Tangguh Nusantara
- Semangat Gandeng Gendong Warga Jageran di Tengah Pandemi
- TNI dan Pemkot Bersinergi Bentuk Keluarga Berkualitas
- Kontes Robot Taman Pintar, 220 Tim Robotika Beradu Kreatifitas
- Dinas Kebudayaan Kota Yogya Data Seniman Terdampak Pandemi
- Puskesmas Tegalrejo Buat Apoteker Tejo Untuk Pengunjung dan Pegawai
- Pemkot Yogya Berikan Edukasi Proteksi Kebakaran pada Bangunan
- Yogyakarta Siaga Antisipasi Bencana Alam
Berita hangat
Rekomendasi berita
Satgas Sigrak, Satgas Yang Bertugas untuk Melindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan
Peduli Sesama Warga Ditengah Pandemi Covid 19
Tangkal COVID-19, Terminal Giwangan Rutin Lakukan Disinfeksi
Ratusan Petugas Satpol PP Kota Yogyakarta Siaga di Pusat Kota
Digitalisasi jadi Inovasi UMKM Dalam Menghadapi New Normal
Kawal Kampung Panca Tertib, 70 Pekerti Siap Diterjunkan
Walikota Lantik Sisruwadi Sebagai Asisten Kesra, Lucy Irawati Kepala Disdukcapil
Wujudkan Rasa Syukur, Komunitas Malioboro Gelar Sarasehan