Lokasi Anda saat ini adalah:PLN > Tren
Edukasi Pengelolaan Sampah Melalui ‘Laron Sarungan’ di TPS 3R Yogya
PLN2025-04-26 22:56:16【Tren】8rakyat jam tangan
Perkenalanrumus hk jitu 100 persenMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,UMBULHARJO- Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) milik Pemerintah Kota Yogyakarta jasa bola
UMBULHARJO- Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) milik Pemerintah Kota Yogyakarta di Nitikan, jasa bola tidak hanya mengelola sampah. Namun juga sebagai tempat edukasi pengelolaan sampah rumah tangga. Untuk itu Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengembangkan Laboratorium Pengolahan Sampah Rumah Tangga Perkotaan (Laron Sarungan) di TPS 3R Nitikan.
Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko selama ini banyak kunjungan studi banding dan praktik kerja lapangan ke TPS 3R dari sekolah maupun universitas. Bahkan dari luar kota seperti dari Sumatera dan Sulawesi karena penasaran dengan pengelolaan sampah di TPS 3R Yogyakarta di Nitikan.
“Laron Sarungan ini sebagai edukasi kepada masyarakat bagaimana mengelola sampah rumah tangga di perkotaan. Karena di perkotaan itu keterbatasan lahan untuk mengolah sampah rumah tangga,” kata Haryoko saat dikonfirmasi Jumat (14/7/2023).

Dalam program Laron Sarungan itu masyarakat akan mendapat edukasi terkait metode-metode pengelolaan sampah organik dan anorganik yang selama ini dilakukan di TPS 3R Nitikan. Lantaran di perkotaan memiliki keterbatasan lahan untuk mengelola sampah rumah tangga, maka metode pengolahan sampah dibuat sederhana dan tidak membutuhkan tempat yang luas.
“Harapannya setiap yang hadir di sini (TPS 3R) kemudian belajar di sini tahu bahwa sampah rumah tangga itu harus bisa zero. Semua ada cara pengelolaannya. Baik itu organik maupun anorganik. Untuk anorganik misalnya sampah plastik residu digunting kecil-kecil lalu dimasukan dalam botol jadi ecobrick,” terangnya.
Haryoko menyampaikan pengelolaan sampah organik banyak sekali caranya antara lain biopori, losida, takakura, ember tumpuk, ecoenzym dan biolos gabungan dari biopori dan losida. Selain itu TPS 3R di Nitikan selama ini juga mengelola sampah organik menjadi kompos dan untuk pakan maggot. Termasuk memilah sampah anorganik dan mengelola sampah residu plastik dan dipres lalu diserahkan ke beberapa mitra swasta pengelola sampah.
“Itu metode-metode yang sudah simple untuk pengelolaan sampah rumah tangga. Sampah pasti bau. Metode-metode pengelolaan sampah rumah tangga makanya meminimalisir baunya,” papar Haryoko.
Dicontohkan pada metode biopori setelah sampah organik dimasukan pada pipa paralon lalu atasnya dimasukan tanah agar tidak bau. Biopori juga memiliki keuntungan selain menghasilkan kompos dari sampah organik juga sebagai biokonservasi air. Sedangkan metode losida (lodong sisa dapur) untuk mencegah larva maka setiap memasukan sampah organik ditambah kompos.
Dia menyatakan untuk metode ember tumpuk harus hati-hati saat membuka dan memastikan kran harus kuat agar tidak bocor karena air lindi dari sampah organik bau. Metode biolos memiliki keuntungan sebagai konservasi air dan saat memanen kompos tinggal menarik pipa kecil di dalamnya. Untuk metode ecoenzym dinilainya agak ribet dan sebaiknya untuk rumah tangga yang sudah benar-benar mengelola sampah. Itu karena harus teliti bahan bakunya dari buah yang akan busuk dan bio starter. Panen ecoenzym juga butuh waktu 2-3 bulan dan probabilitasnya hasilnya juga tidak bisa 100 persen.
“Metode-metode itu kalau diterapkan di rumah tangga perkotaan tidak memerlukan tempat yang luas. Masyarakat bisa memilih metode pengelolaan sampah sesuai selera,” ujarnya.
Bagi masyarakat maupun lembaga pendidikan yang mau belajar pengelolaan sampah atau mengakses Laron Sarungan di TPS 3R Nitikan bisa mengajukan surat ke DLH Kota Yogyakarta. Haryoko menyebut, DLH akan mengatur jadwal maupun menyesuaikan dengan rencana waktu kunjungan. Masyarakat dapat berkunjung dan belajar pengelolaan sampah melalui Laron Sarungan tanpa dipungut biaya atau gratis. “Gratis. Pulangnya (dari kunjungan belajar Laron Sarungan) kita kasih souvenir kompos dan ecoenzym,” pungkas Haryoko. (Tri)
Besar!(133)
Artikel sebelumnya: Perempun Ujung Tombak Lahirnya Generasi Hebat
Artikel selanjutnya: Gudeg Jogja Gerakan Sedekah Paket Makan Baznas Kota
Berita terkait
- Jaga Kualitas Pendidikan, Pemkot Optimalkan Pengawas Sekolah
- KTB Kemetiran Kidul Gelar Simulasi Gempa Bumi
- Pelaku Wisata Harus Kreatif Untuk Menarik Wisatawan Lokal
- Walikota Yogyakarta Tekankan Siswa Agar Mengikuti Ekstrakurikuler
- Harhubnas Momentum Edukasi Tertib Lalu Lintas Sejak Dini
- Walikota Yogya Terima Kunjungan Dubes India
- 12 Ribu ASN Pemkot di Vaksin
- Warga Wirogunan Gotong Royong Renovasi RTLH
- Pemkot Yogya Terima LHP dari BPK DIY
- Sinergi Stakeholder dan Masyarakat Perangi Narkoba
Berita hangat
Rekomendasi berita
Dinas Perdagangan Fasilitasi Pelaku Usaha Pameran di Mall
Gelang Emas Atasi Permasalahan Stunting di Suryatmajan
Pemkot Yogya Siapkan Pemantauan Hewan Kurban
Satpol-PP Kota Yogya Gelar Operasi Gabungan Produk Tembakau Ilegal
Dari Bekasi, 85 Goweser Sembilan Kali Sambangi Yogyakarta
Penyaluran Zis Dskl Baznas Kota Yogya, Bantu Warga Terdampak Bencana
Warga Balirejo Sulap Gang yang Gersang Jadi Kebun Strawberry
Pemkot Yogya Lakukan Pendataan Keluarga